KOPI HM: Perbandingan dan Kemiripan Orde Baru versus Neo Orba

Kopi HM Sejarah UNDIP dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 Mei 2022 pukul 19.00 WIB. Forum ini mengambil topik “Orde Baru VS Neo Orba”. Kopi HM diselenggarakan oleh divisi Kastrat HM Sejarah Undip 2022 juga mengundang dua pembicara, yaitu Alfian Widi Santoso dari HMD Ilmu Sejarah Unair dan Elly Al-Yahya, Individu Merdeka. Perantara yang digunakan pada acara Kopi HM adalah aplikasi Zoom. Acara dibuka oleh saudara Rigel sebagai moderator Kopi HM.

Moderator mempersilakan saudara Alfian Widi Santoso untuk menyampaikan materi yang telah dipersiapkan. Topik yang dibawa Alfian mengenai Orde Baru dan Neo Orba (Kehancuran Arah Kebudayaan Indonesia). pada pemaparannya, terdapat poin-poin penting dalam Kopi HM pada malam itu seperti otonomi daerah yang seluas-luasnya, namun dalam perkembangan otonomnya masih berpusat pada Jawa (Jawa Sentris). Selain itu, maraknya pembangunan juga memunculkan tindak korupsi dan tidak kalah pentingnya, aturan hukum yang berlaku lebih condong kepada pihak penguasa. Oleh karena itu, hukum harus berpihak pada keadilan dan tanpa pandang orang, jabatan, maupun kekayaan dengan supremasi hukum. Kemudian materi berganti tentang kehancuran arah kebudayaan Indonesia. Pada materi kedua, Alfian menejelaskan berbagai aksi negatif yang pernah terjadi pada tahun 1965-1966. Salah satunya merupakan etnosida terhadap kebudayaan oleh rezim pada saat itu. Selain hal tersebut, berbagai kematian, represi, dan kelahiran yang terjadi pada masa orde baru. Namun yang sering terjadi pada masa orba itu banyaknya tindak kekerasan. Kehancuran budaya pada masa orde baru dapat diketahui dengan ciri utama yaitu hilangnya kebebasan berpolitik dan sikap berkebudayaan.

Pembicara Alfian menceritakan beberapa sejarah pra dan pasca 1965-1966, terdapat runtutan peristiwa yang diantaranya kebudayaan yang berpacu pada politik, perlawanan dengan budaya, dan akhirnya penghancuran kebudayaan oleh penguasa. Dari kronologi tersebut, Indonesia memasuki represi pasca peristiwa 1965-1966 yang terlihat pada salah satu kebijakan rezim orde baru yang melarang rambut gondrong pada kalangan anak muda pada saat lampau. Selain memperketat budaya seperti pelarangan rambut gondrong, pemerintah orde baru juga melarang lagu cengeng dan bahkan film karya Arifin C. Noer ini berjudul Pengkhianatan G 30 S/PKI dianggap sebagai film yang paling kontroversial karena terdapat unsur etnosida yang sangat kejam. Kak Alfian juga menambahkan pada peristiwa reformasi 1998 mengenai kelahiran dan kematian pada dasarnya sama dan statis, namun untuk kegiatan represinya masih dilakukan seperti contoh adanya mural sebagai tempat lelucon atau meme yang merupakan fenomena baru mengekspresikan humor melalui internet. Tindakan represif terhadap pembuatan mural maupun meme sebagai bentuk humor yang dianggap serius oleh pemerintah. Serta kegiatan penghancuran Kawasan adat oleh pemerintah yang menimbulkan hilangnya kebudayaan kita.

Setelah pembicara pertama memberikan materi kepada para peserta webinar, moderator mempersilakan pembicara kedua, Elly Al-Yahya untuk menyampaikan materi. Saudari Elly pun memulai materinya yang membahas tentang individu merdeka serta tantangan dari penguasa secara lengkap.

Setelah pembicara dua menyampaikan materinya, moderator membuka sesi diskusi untuk bertanya kepada kedua narasumber. Para peserta webinar sangat antusias untuk bertanya kepada kedua pembicara sehingga diskusi berjalan interaktif. Sebelum menutup acara Kopi HM Sejarah Undip, Alfian Widi dan Elly Al-Yahya menyampaikan pernyataan penutup (closing statements). Setelah acara selesai, moderator menutup Kopi HM secara resmi pada pukul 21.00 WIB.

Reporter          : Sulastri Rahayu

Penulis             : M. Ibnu Prayoga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *